Senin, 05 Januari 2009

Better....be your self

Mohon maaf kalau ada yg tersinggung.
Gue tidak meng atau di-endorse partai manapun jadi kalimat berikut ini murni dari diri gue.
Kemarin, gue merasa Megawati membuat dirinya nampak bloon di televisi nasional ketika di interview Andy F Noya di Kick Andy.
She’s not in any way fit to be a president.
Jawabannya.. reaksinya… pembawaannya..
She’s not a president. She’s just another old lady.
Kadang Mas Andy harus mengulang pertanyaan untuk mendapat jawaban yang beliau cari karena nampaknya yg keluar dari mulut Megawati adalah reaksi, bukan jawaban.
But I see she has a strategy.
She does.
And its quite simple.
Her strategy is to be the opposite of SBY.
Lemme explain this.
Indonesia punya sebuah kebiasaan.
Kebiasaan untuk menolak kepemimpinan presiden siapapun itu beberapa bulan setelah menjabat.
Siapapun presiden-nya, rakyat akan kemudian menggoyang.
Wajarnya saja, karena kemungkinan ada yg “mengayun” goyangan tersebut.
Maka ketika Megawati menjabat, SBY waktu itu diisukan berani melawan Megawati, rakyat senang dengan keadaan itu.
Remember?
Koran, majalah, televisi, apapun memberitakan itu.
SBY berseberangan dengan Megawati.
Dan karena kondisi diatas, maka rakyat akan condong mendukung siapapun yang berseberangan dengan presiden yang sedang menjabat.
THIS strategy is exactly what Megawati is using.
Perhatiin kubu siapa yg paling kenceng corongnya terhadap SBY.
Dengan semakin jelasnya posisi Megawati berseberangan dengan SBY, Megawati berusaha untuk menggunakan senjata yang sama yang digunakan untuk menjatuhkan dia.
That strategy, has no substance.
Gue ga bilang gue pro SBY dengan partainya.
Tapi gue mau mengakui saat ini, bahwa gue ga akan memilih Megawati.
She is clearly, not her father.
Even she knows that.
But if she does know that, then why does her father is always on every billboard and posters of her?
Masa lalu hanya untuk dilihat, bukan untuk dihidupi kembali.
Berhentilah mengaitkan diri kepada Bung Karno dan mulailah hidup di hari ini.
Menempelnya wajah Bung Karno pada setiap materi promosi Megawati, menunjukkan insecure-nya Megawati kepada kharisma diri sendiri.
DAN YANG PALING PARAH ADALAH.
Dia menggunakan pendekatan yang sama ketika dia berkampanye pada masa dia akhirnya terpilih kemarin itu.
Menggunakan kharisma bapaknya.
Lets try to understand
“What got you here, wont get you there”

And she had her chance.
We felt her leadership.
We’ve seen the result.
Im not happy by it

Tidak ada komentar: