Jumat, 27 Agustus 2010

Berpikir maju

Kita butuh orang yang tahu dan mau melakukan sesuatu untuk membawa Indonesia maju.
Kita butuh orang yang tidak takut untuk melakukan hal-hal baru.
Kita butuh orang yang tidak terjebak kejayaan masa lalu.
Kita butuh orang yang tidak terjebak kekayaan masa lalu.
Kita butuh orang yang tahu apa yang kita punya sekarang dan apa yang bisa kita lakukan.
Susahnya, orang-orang seperti ini seringkali di salah kaprah-kan orang.
Banyak orang-orang berpikir maju dianggap tidak hormat kepada sejarah dan masa lalu.
Biasanya orang-orang kolot akan berpegang pada masa lalu, pada sejarah dan para tokoh pendahulu untuk menolak sesuatu yang baru.
Padahal, tokoh sejarah kita...tokoh pendahulu kita *salah satu yang paling besar* adalah pendukung kemajuan.
Namanya: Soekarno.

Goenawan Mohammad menulis dalam catatan pinggir Tempo edisi bulan Juni bagaimana Bung Karno tidak takut untuk melepaskan diri dari sejarah dan masa lalu yang usang.
Diceritakan, Bung Karno yang baru berumur 20 tahun......akan menikah
Berhubung beliau suka dandan, beliau datang ke akad pernikahannya dengan jas, kopiah dan dasi.
Penghulunya keberatan dan berkata: "Anak muda, dasi adalah kebiasaan orang Kristen, tidak sesuai dengan kebiasaan kita dalam agama Islam."
Bung Karno membela diri dengan berkata bahwa cara berpakaian masa kini sudah diperbaharui.
Penghulu membentak dan berkata pembaharuan itu hanya berlaku bagi jas dan kopiah.
Bung Karno langsung menyentak balik "Nabi sekalipun tidak akan sanggup menyuruhku meninggalkan dasi!"
Bung Karno mengancam meninggalkan akad nikah kalau beliau dipaksa buka dasi.
Penghulu tidak mau mengalah, kemudian Bung Karno berkata "Persetan tuan-tuan semua. Saya pemberontak dan saya akan selalu memberontak. Saya tidak mau didikte orang di hari pernikahan saya."
Akhirnya akad dilaksanakan oleh penghulu yang berbeda, tepatnya oleh alim yang ada pada saat acara tersebut.

Goenawan Mohammad menjelaskan bahwa insiden ini bukan hanya menjelaskan watak Bung Karno, tapi juga problem Indonesia saat itu: Bagaimana membebaskan Indonesia dari penjajah SEKALIGUS dari pemikiran yang kolot.

Berikut kalimat yang ditulis Goenawan Mohammad dan keren:
"Pergerakan menentang kolonialisme Belanda telah melahirkan sebuah nasionalisme yang lain:
Melihat kedepan. Nasionalisme itu berkaitan dengan agenda modernitas."

Juga dituliskan oleh Goenawan Mohammad bagaimana Bung Hatta berkata pada tahun 1924, Indonesia yang muda harus memutuskan semua hubungan dengan masa lampau untuk membangun kehidupan sosial baru yang sesuai dengan tuntutan peradapan modern.

Bung Karno juga pernah marah waktu ikut rapat Muhammadiyah dan meninggalkan rapat tersebut. Alasannya? Karena perempuan dipisahkan dengan tirai.
Lucunya, kemaren gw nonton Mata Najwa di MetroTV, ruang rapat besar PKS yang dilaksanakan di tempat modern Ballroom Ritz Calton......perempuannya juga dipisah duduknya. Nggak ngebaur dengan yang laki-laki. Entah kenapa dipisah seperti itu.

Mengingat kisah-kisah tadi, lucu rasanya kalau para kaum kolot berpegang pada sejarah untuk menghindari kemajuan..........wong pelaku sejarah aza pikirannya maju kok.
Membanggakan masa lalu tidak akan mengubah masa lalu, cuy......

Kamis, 26 Agustus 2010

Murid aku (bagian 2)

Muridku ini namanya Luis Goutama
Sekarang dia sekolah di St.Yakobus, Kelapa Gading
Awal kita les waktu dia kelas 5 SD....tangannya masih kecil
Kalo tidak bisa.......suka nangis dan ngambek
Paling suka kalo diusap punggungnya
Hihihiiii

Foto ini diambil 31 Januari 2009


Foto ini diambil 15 June 2009

Foto ini diambil 25 Agustus 2010
Saat ultahnya yang ke-13

Selamat ulang tahun, luis
Sudah besar, harus rajin belajar
Harus punya nggaung jawab
Tangannya sekarang sudah lebih besar dari tangan cici

Rabu, 25 Agustus 2010

M.E.R.D.E.K.A

Kita sudah "merdeka" selama 65 tahun tapi belum M.E.R.D.E.K.A
Kita punya mental majikan
Itu yang menjadikan kita susah untuk benar-benar bangkit
Perhatiin aza rumah para "middle class" di Indonesia
Rata-rata mereka punya pembantu

Ngaruhnya apa?????
Ngaruhnya kita terbiasa untuk nyuruh beresin rumah kalau lihat rumah kita berantakan atau kalau ingin sesuatu
Padahal yang berantakin MUNGKIN kita sendiri
Padahal bikin kopi atau teh juga bisa sendiri (apa lagi kalo pake yang sachet)
Dengan alasan "Khan gw gaji untuk bantu-bantu"
Kita memilih untuk duduk tenang sambil nonton TV sambil nunjuk-nunjuk "Beresin itu donk, ambilin minum donk"
Padahal.....kalau hal-hal seperti itu bisa kita lakukan sendiri, pembantu jadi lebih fokus untuk melakukan hal-hal lain yang mungkin "lebih malas" untuk kita lakukan seperti nyuci baju dan setrika.

Sama keadaannya dengan para pemuda Indonesia
Dengan alasan "Pemerintah dan DPR khan digaji pake uang pajak dari gw"
Akhirnya pemuda lebih seneng nyuruh-nyuruh pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, menurunkan biaya sekolah, memberikan fasilitas kesehatan, dan bla bla bla

Padahal......kita sendiri bisa lakuin itu

Ada 2 jenis pemuda di dunia. Mereka yang suka menuntut perubahan dan mereka yang suka menciptakan perubahan.
Dua-duanya harus ada
Coba lihat lingkungan kalian......
Kalo belum ada keduanya, pasti ada yang salah dengan lingkungan tersebut

Kalau aku tanya, apa masalah terbesar di Indonesia?
Rata-rata jawabnya kemiskinan dan korupsi
Kalau memang kemiskinan adalah masalah kita, kenapa kamu tidak pernah melakukan apa-apa untuk menghapus kemiskinan itu?
Kalau memang korupsi adalah masalah kita, kenapa kita tidak peduli terhadap politik?
Kita dengan acuh berkata bahwa kita benci politik. Politik itu busuk.
Korupsi dilakukan oleh orang-orang yang tidak benar yang duduk di jabatan yang memungkinkan mereka untuk korupsi.
Jangan biarkan mereka duduk disana
Pilihlah pemimpin kita dengan benar
Berpolitiklah
M.E.R.D.E.K.A