Rabu, 25 Februari 2009

takhayul

Percaya dengan Jin?

Hehehe, agak susah untuk dipercaya ya?

Yang juga agak sulit untuk dipercaya adalah tebalnya keyakinan kita terhadap takhayul.

Mungkin bukan yakin, tapi SUKA.

Segala film hantu-lah berjaya di bioskop.

Gue cuma kuatir kalau orang bule ke Indonesia dan liat poster poster film hantu yg gede gede itu jadi mikir
“Oh My God, en Indonesia en banyak setan yaa?”

Diluar itu, bangsa ini memang suka sekali dengan takhayul seperti Dukun Cilik Ponari di Jombang… takhayul seperti yang ditawarkan dukun AS hingga akhirnya jadi korban di tangannya… takhayul seperti yang di yakini Sumanto bahwa memakan daging dan meminum darahnya akan membuat dia sakti.. takhayul seperti tuyul, pocong, kuntilanak, dimana agama (manapun rasanya) mengajarkan bahwa orang kalau meninggal tidak ada yang jadi hantu… dll…

Menurut elo adakah pengaruh buruk dari rakyat Indonesia yang percaya takhayul dengan kemajuan bangsa?

Rabu, 18 Februari 2009

Forgive and Forget

Easier said than done.
Dari kecil sekali, nyokap gue slalu ingatkan.
“Jangan lupa bilang tolong, terimakasih dan maaf”
3 kata diatas selalu gue ucapkan.
Paling tidak gue selalu berusaha untuk ucapkan…
Tapi kalau MEMAAFKAN beda lagi urusannya…
Nah ketika kita pada umumnya bilang “Saya maafkan..” seringkali hanya dimulut.
Gue berusaha sekeras mungkin untuk bisa “memaafkan” di mulut dan juga “memaafkan” di hati…
Tapi ketika itu sudah tercapai, ada satu lagi masalah
“Forget”
I dont easily forget.
Especially when people hurt me.
Apakah itu salah?
Haruskan gue “Forgive and Forget” ?
Tidak bisakah gue Forgive secara tulus, tidak hanya di mulut namun tidak Forget?
Forgive and Forget
What a weird concept.

coretan tanpa judul......for no1

Apalagi yang engkau tangisi
Ijinkan aku pergi
Semoga penggantiku
Dapat lebih mengerti hatimu
Memang berat kurasa
Meninggalkan kasih yang sangat kucinta
Namun harus bagaimana lagi..............
Semuanya harus aku jalani
Selamat tinggal, kudoakan kau selalau bahagia

Maaf dan Pamit
I.Cha