Rabu, 18 Februari 2009

Forgive and Forget

Easier said than done.
Dari kecil sekali, nyokap gue slalu ingatkan.
“Jangan lupa bilang tolong, terimakasih dan maaf”
3 kata diatas selalu gue ucapkan.
Paling tidak gue selalu berusaha untuk ucapkan…
Tapi kalau MEMAAFKAN beda lagi urusannya…
Nah ketika kita pada umumnya bilang “Saya maafkan..” seringkali hanya dimulut.
Gue berusaha sekeras mungkin untuk bisa “memaafkan” di mulut dan juga “memaafkan” di hati…
Tapi ketika itu sudah tercapai, ada satu lagi masalah
“Forget”
I dont easily forget.
Especially when people hurt me.
Apakah itu salah?
Haruskan gue “Forgive and Forget” ?
Tidak bisakah gue Forgive secara tulus, tidak hanya di mulut namun tidak Forget?
Forgive and Forget
What a weird concept.

1 komentar:

yudi mengatakan...

Gw jg geto n gw rilex aje tuh..

Pst. Primo pnah blang otak kita smakin dewasa makin kompleks.
jdnya yah gw pikir sbenerna natural kalo kayak geto.
Definisi dari gw :waspada namanya. Nothing wrong with precautions kan hehehe.. yang penting kita ingat hal itu dan bila arahnya akan kesitu lagi kita sudah punya sesuatu (ini yang penting) untuk caunter hal itu.
Sehingga segala sesuatu tidak menjadikan kita sendiri paranoid.